Antboy: “Congratulations!”

Malam, saat semua terlelap dalam pelukan mimpi dan futon yang hangat di musim dingin. Tapi itu tidak berlaku bagiku, karena semua yang kupelajari dalam dua tahun terakhir ini akan dituliskan menjadi berpuluh-puluh halaman yang biasanya dikenal dengan Thesis. Satu minggu waktu yang tinggal untuk merevisi isi dari tesis ini, akan selesai dengan cepat jika tetap fokus dan semangat, namun kenyataannya adalah sebaliknya. Godaan demi godaan datang memanggil, selalu saja ada yang mengalihkan perhatian, banyak rayuan untuk tidur dan malas-malasan.

Untuk menyelesaikan studi dalam bidang Master (Strata 2) di negara ini, dibutuhkan dua syarat, yaitu presentasi akhir dan tesis. Syarat yang pertama telah kuselesaikan, rasanya masih jauh dari sempurna, namun sangat puas dengan hasil yang diperoleh. Itu tidak berasal dari usahaku sendiri, mulai dari Sensei yang selalu sabar membimbing, rekan yang selalu memberi semangat, rekan-rekan yang selalu berkomentar dan memberikan saran bahkan sampai tengah malam hanya untuk memperbaiki presentasiku, teman-teman yang sama berjuang, sampai kepada keluarga yang selalu mendo’akan yang terbaik untukku. Terima kasih banyak semuanya, ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Sekarang adalah saatnya untuk memenuhi persyaratan yang kedua, yaitu menulis tesis.

Jika ini diibaratkan sebuah perkelahian, mungkin semua ilmu silat yang sudah dipelajari telah keluar satu-persatu, dan ilmu yang tersisa adalah ilmu kepepet. Ilmu yang satu ini ternyata juga sakti mandraguna, tapi juga bisa dijadikan sebagai ajian pamungkas. Hal ini terbukti dengan pelajaran selama dua tahun, dirangkum dalam waktu beberapa bulan saja, itulah ajian yang tidak bisa diturunkan oleh guru kepada muridnya. Malam ini, semua harus diselesaikan, revisi ini harus disudahi dengan damai tanpa harus terjadi pertumpahan darah.

Duduk terdiam, memandangi laptop dengan warna merah terbakar berharap juga bisa membakar semangat untuk mengetik, tumpukan buku-buku disampingnya, beberapa botol vial berisi alkohol dan beberapa ekor semut, dan tumpukan kotak-kotak kayu yang berisi semut-semut kering yang sudah di-mounting dengan catatan-catatan kecil di bawahnya yang biasanya dikenal sebagai spesimen. Meja ini memang tidak pernah rapi, tapi cukup indah untuk dinikmati. Stereoscope yang terletak di sebelah kiri, membuat meja ini penuh sesak. Juga dinding, tidak terlihat indah lagi, ditutupi berbagai kertas-kertas catatan. Aku hanya duduk bersandar sambil memikirkan kata yang tepat untuk melengkapi kalimat-kalimat ini.

“Halo, selamat malam!”

Antboy - Ganbatte (3)Tiba-tiba dari balik laptopku muncul Antboy, menggangguku dalam berpikir, lebih tepatnya membuyarkan lamunanku.

“Ha…llo…” belum tersadar sepenuhnya.

“ huahahaha, apa yang kau lamunkan? Jangan terlalu banyak berangan-angan” Antboy tertawa melihatku terkejut.

“hehehe….” Jawaban sederhana sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

“sudah lama kita tidak jumpa, aku mampir ingin mengucapkan selamat”

“selamat? Ulang tahunku sudah lewat, apakah kau lupa?”

“bukan…bukan…ini bukan tentang ulang tahun, aku telat mendapat kabar, bahwa kau telah selesai mempresentasikan studimu beberapa hari yang lalu” Antboy menjelaskan.

“terima kasih, presentasiku masih jauh dari sempurna”

“kau terlalu merendahkan dirimu, tidak seperti itu kabar yang aku dengar”

“hehehehe….”

Antboy - Ganbatte (1)“aku membawakan hadiah untukmu” Antboy mendekat sambil menggendong buah apel yang berwarna kuning kehijau-hijauan.

“wah terima kasih banyak”

Antboy - Ganbatte (6)“aku juga tahu bahwa akhir-akhir ini kau kurang istirahat, aku berharap ini bisa memberi sedikit vitamin lebih” Antboy tersenyum menantapku.

“kau memang sahabat yang baik, tapi aku belum selesai dengan semua ini”

Antboy - Ganbatte (8)“huahahaha…kalau semuanya selesai, berarti dirimu juga selesai…huahahahaha”

“huahahahaha…” aku juga tertawa, lelucon ini jujur dan memang tepat sekali.

Antboy - Ganbatte (2)“tugasmu menyelesaikan apa yang ditinggalkan oleh generasi sebelumnya, dan generasi selanjutnyalah yang akan menyelesaikan tugasmu. Sementara tugasmu sendiri tidak akan pernah selesai, sampai kau selesai di dunia ini”

“Kau menjadi bijaksana saja, apakah selama ini kau melakukan semedi atau baru saja mendapatkan wangsit, huahahahahaha….”
Kami berdua tertawa, sampai malam semakin larut dan berangsur-angsur pagi menjelang.

 

3 responses to “Antboy: “Congratulations!”

  1. Ini kreatif banget! Hahaha kocak banget yg sama jeruk. Eniwei congrats yah sudah sidang \o/ yg disini msh bergulat menahan godaan malas nesis. Salam kenal 🙂

    • Terima kasih banyak mbak Bhella, salam kenal, hehehehehe….
      semangat buat nulis thesisnya, ciiiatt….dengan kekuatan sebuah Apel, dan untuk membasmi kajahatan serta keadilan bagi umat manusia, Antboy akan datang membantu….huahahahahahaha…..Semangat dan sukses selalu.

Leave a comment