Bersabar untuk berputar

Suatu ketika di waktu yang silam,

Aku mengajakmu untuk menaiki bianglala raksasa,

seperti “monster attack” di dalam imajinasiku.

Kala itu kau ragu, takut dan tidak ingin ikut,

Kau bilang “Naiklah, dan nikmatilah pemandangan kota ini, Aku akan menunggumu di sini,

di sudut saat semua putaran berawal”.

Aku diam.

Aku tidak ingin menikmati pemandangan kota ini sendiri,

apalah artinya indah jika itu bukan dirimu,

apalah arti dari senang jika itu tidak bisa dibagi denganmu.

Kau diam.

Sekarang kita berada di dalam bianglala raksasa itu,

seperti “monster attack” di dalam imajinasiku.

Setiap putaran, namun sayang untuk kali ini kita di bagian paling bawah,

butuh daya untuk sabar dan menunggu,

butuh tenaga dan do’a agar bianglala ini kembali berputar dan perlahan naik ke puncak tertinggi.

Saat itulah Aku akan bilang padamu,

“Hidup itu selalu berputar, saat di atas ataupun di bawah putaran,

tetap indah jika kau tersenyum”.

(Kagoshima, 17 Maret 2008).

Hidup pun berputar

Leave a comment