Satu pohon sejuta harapan

Tulisan-tulisan yang bercerita tentang konservasi sangat mudah ditemukan.  Ajakan, himbauan, kampanye dan beraneka ragam cara lainnya. Intinya adalah mari bersama-sama kita selamatkan alam dan bumi ini dari kehancuran, kehancuran yang disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri. Tulisan ini juga akan bercerita tentang konservasi, tulisan ini merupakan salah satu usaha konservasi itu sendiri.

Salah satu slogan konservasi yang pernah saya dengar adalah “USE IT, STUDY IT AND SAVE IT”. Sebuah ungkapan yang menggambarkan konservasi itu sendiri. Use it artinya manfaatkanlah, maksudnya adalah kita diperbolehkan untuk memanfaatkan kekayaan alam yang beraneka ragam. Kita manfaatkan semua sumber daya alam seperlunya dan jangan berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bahkan sesuatu yang berlebihan itu bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Setelah kita memanfaatkan sumber daya alam sedemikian rupa, tentu kita harus mengenal apa sumber daya alam itu, apa manfaatnya, bagaimana mengolahnya, berapa jumlahnya di alam. Untuk hal ini kita harus mempelajarinya atau Study it. Setelah dipelajari dan dikaji secara mendalam, ternyata sumber daya alam yang kita manfaatkan tersebut jumlahnya terbatas di alam atau karena faktor lainnya, disinilah diperlukan aksi dari kita untuk menyelamatkan sumber daya alam tersbut, Save it. Inilah sedikit prolog tentang konservasi.

Jika kita cermat dan teliti dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di alam atau lingkungan sekitar kita, tentu saja kita tahu bahwa telah terjadi suatu perubahan pada lingkungan kita. Kita ambil contoh musim hujan, dahulu waktu saya sekolah dasar, semua orang dengan mudah memprediksi musim hujan, biasanya pada bulan yang berkahiran “-ber”; September, Oktober, November, Desember. Bagimana dengan sekarang, sangat susah memprediksi musim hujan, karena terjadi suatu perbuhan secara global pada bumi kita. Pernah seorang nelayan mengatakan bahwa dahulu dia masih bisa memprediksikan cuaca ketika hendak pergi menangkap ikan, namun sekarang hal itu sangat susah, terkadang dia memprediksikan cuaca baik, namun ketika sampai di tengah lautan mendadak berubah menjadi buruk. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada bumi ini?

Pertanyaan yang umum, dan kita semua akan menjawab bahwa bumi kita telah mengalami perubahan yang disebut “Global change” atau pemanasan global atau efek rumah kaca dan istilah lainnya. Bumi semakin panas, bumi semakin membara. Semuanya sudah tahu tentang hal ini. Namun sebagai kaum yang berwawasan dan berpendidikan, sebaiknya kita melakukan suatu aksi yang nyata. Apa yang bisa kita lakukan, apakah kita semua berbicara tentang konservasi dan selamatkan bumi, jawabannya iya. Kita semua harus berkampanye tentang konservasi dan tentang upaya penyelamatan bumi, sekurang-kurangnya masing-masing kita berkampanye untuk diri sendiri. Mari kita mulai dengan sesuatu yang sederhana.

Buanglah sampah pada tempatnya. Coba anda bayangkan, apabila seseorang tidak membuang sampah pada tempatnya atau seseorang dengan sengaja membuang sampah melalui jendela mobilnya, walaupun itu hanya sampah kecil, tapi anda bisa membayangkan apa jadinya kalau setiap mobil di Indonesia melakukan hal yang sama. Apa yang akan terjadi? Jawabannya bisa kita lihat lansung di siaran televisi, Jakarta banjir, Bogor banjir, Tangerang banjir, dimana-mana banjir. Kenapa bisa? Karena sungai-sungai sudah dipenuhi oleh sampah. Mari mulai cegah bencana dengan sesuatu yang sederhana, membuang sampah pada tempatnya.

Hutan yan semakin habis. Semua area hutan dipangkas habis, untuk dijadikan sebgai lahan pertanian dan kebun sawit. Polemik kebun sawit ini sangat menarik, karena di satu sisi kata para ahli ekonomi di Indonesia, kekuatan ekonomi Indonesia di pasar global mualai menaik dikarenakan oleh perdagangan sawit, tapi sayangnya untuk perdagangan sawit yang diuntungkan pertama sekali adalah para perusahaan-perusahaan besar. Di lain hal, perkembangan sawit itu sendiri berdampak negative terhadap lingkungan, luas area hutan berkurang, satwa-satwa liar kehilangan tempat tinggal mereka, dan bahkan di suatu lokasi di Indonesia, satwa-satwa liar tersebut diburu dan dibunuh karena dianggap mengganggu kebu sawit. Nah lo, bukannya kita yang pertama sekali mengganggu rumah mereka, dan ketika mereka ingin kembali ke rumah mereka kita buru beramai-ramai. Apa yang salah? Kenapa itu terjadi? Suatu sudut pandang seseorang itu bergantung pada pola pikir orang tersebut terhadap keuntungan yang diperolehnya, orang yang hanya berpikir pendek dan hanya akan mementingkan uang, akan mengesampingkan tentang konservasi dan perlindangan satwa dan flora. Sedangkan orang yang berpikir jauh ke depan, yang memikirkan generasi mereka selanjutnya, akan mengatakan bahwa menanam “satu pohon, sama dengan menanam sejuta harapan”. Ketiaka dengan usaha yang sedikit dan modal yang sedikit, kita menanam satu pohon, sama halnya dengan kita menanam sejuta harapa dari orang laian, generasi selanjutanya. Aksi yang sederhana, tapi jika semua orang melakukan hal yang sama dalam waktu bersamaan, mungkin bumi ini akan tetap bertahan beberapa dekade ke depan. Mari sama-sama kita selamatkan bumi yang sudah mulai tua ini.

Salam lestari, satu pohon untuk sejuta harapan.

Leave a comment